Toko Bunga Keisha Florist adalah Sebuah Toko Bunga Online Yang melayani Pengiriman Segala Aneka Karangan Bunga dan Parcel Ke Seluruh Indonesia Dengan Layanan 24 Jam Online. Hubungi kami di HP.081264802849 Pin BB : 2B2BAEBB atau kunjungi kami di Facebook atau mengikuti kami di Twitter.

Keisha Florist menyediakan berbagai rangkaian bunga seperti Papan Bunga, Bunga Meja, Bunga Salib, Krans Duka, Standing Flower, Hand Bouquet serta Parcel di moment-moment tertentu seperti Lebaran, Natal, Tahun Baru, Imlek dan hari-hari tertentu lainnya.

Rabu, 25 Januari 2012

SEKUNTUM ASA DI PAPAN BUNGA MEDAN

Seseorang hendak membuka usaha dan masih tersimpan di dalam hati adalah tergolong orang-orang yang kalah. Sepertinya kalimat bijak ini menjadi pegangan Yunan Siregar (34) ketika ingin membuka usahanya. Dari kuntum bunga plastik dirangkai menjadi tulisan nan indah yang melekat di sekeping papan berlapis baldu. Kuntum bunga yang digabung tersebut kini menjadi asa Yunan dan Erwin dengan memberi nama  usahanya ‘Dongan Florist’.

Menurut Yunan, usaha papan bunga yang digelutinya bersama Erwin berawal dari persahabatan dua orang teman. Dengan satu visi membuka peluang usaha bagi masyarakat, mereka pun mengumpul sedikit demi sedikit dananya secara patungan.

“Kalau dipikir-pikir modal satu papan itu cukup besar. Tapi mulai dari membuat rangka hingga membentuk satu papan, kami buat sendiri sehingga modalnya bisa diminimalisir,” ungkapnya baru baru ini.

Bahkan, lanjut Yunan, sebelum usahanya itu dibuka, mereka berdua terlebih dahulu meminta pendapat dan saran kepada salah seorang rekanan yang terlebih dahulu membuka usaha yang sama. Hanya saja, tanpa disadari rekanan itu mementahkan langkah Yunan dan Erwin dengan berbagai alasan serta kerugian yang bakal diterima mereka.

“Tapi kami tidak surut dan terus berusaha. Kami mencari papan seadanya di wilayah Tembung,” singkatnya mengisahkan.

Memang, lanjut Yunan, kalau dihitung-hitung apa yang disampaikan rekanan mereka ada benarnya.  Pasalnya, selama enam tahun usaha papan bunga yang digeluti rekanannya itu ternyata tutup. Kata rekanan tersebut, seperti ditirukan Yunan, usaha papan bunga harus memikirkan modal yang tertanam dan tidak semudah itu menagihnya kepada pemesan atau konsumen. Disamping itu kerugian lain, setiap papan yang dipesan pelanggan, sudah pasti ada bunga yang terlepas.

“Coba saja hitung, sudah berapa kerugian yang kalian tanggulangi,” ujar rekanan kepada Yunan dan Erwin beberapa tahun lalu sebelumnya keduanya mengambil kebijakan membuka usaha papan bunga.

Tak ayal, Yunan dan Erwin terus berpikir bagaimana meminimalisir kerugian yang bakal ditanggulangi, seandainya hitung-hitungan rekanan tersebut benar adanya.

“Itu kan sekedar gambaran, tapi kita belum menjalankan. Jadi, jangan dijadikan komentar miring membuat kita gagal,” imbuh Erwin bersemangat kepada Yunan.

Alhasil, selangkah perjuangan itu pun tercapai, tepatnya November 2008. Selama lima hari pula Yunan dan Erwin membentuk sekeping papan menjadi sebuah lempengan berharga. Empat papan pun selesai dikerjakan dan kuntum bunga plastik itu terpasang.

Modal menipis
Banyak hal yang harus dipikirkan Yunan dan Erwin untuk menalangi usaha yang didirikannya berbentuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) itu. Mulai dari modal pemasang  dan upah antar yang harus dibayar cast hingga perhitungan hilangnya papan serta bunga di tempat konsumen memesan.

“Pertama yang memesan adalah teman kami sendiri dengan harga promosi. Hasilnya, ternyata papan bunga kami masih dikritisi oleh konsumen. Dan kritikan itu kami anggap suatu masukan yang harus diperbaiki,” tukas Yunan lagi.

Berbekal dari kritikan itu Yunan dan Erwin berbenah diri. Hasilnya, satu persatu pemesan dari teman dan rekanan lain mulai berdatangan. Bahkan, awal-awalnya ‘Dongan Florist’ laris manis karena kepuasan konsumen yang memesan. Namun demikian, lagi-lagi kendala yang menghimpit adalah modal. Yunan dan Erwin pun mengambil kebijakan untuk meminjam modal di salah satu bank milik pemerintah melalui Kredit Usaha Kecil (KUR).

Apa dinyana, kedatangan Yunan di bank milik pemeritah itu ditolak dengan alasan bagi peminjam modal harus menyertakan boroh.

“Usaha kami mulai dilirik konsumen, tapi bank pemerintah sendiri yang seyogiayanya membantu pengusaha kecil malah melecehkan. Untuk apa pemerintah mengembar-gemborkan KUR dan bantuan lunak lainnya,” sesal Yunan.

Solusi efektif pun diperoleh dari bantuan teman kedua sahabat itu. Pinjaman lunak dari teman mereka dimanfaatkan untuk menambah papan bunga. Awal usaha papan bunga hanya empat papan, selanjutnya ada seorang teman yang dulunya punya papan, diberikannya kepada Erwin sehingga bertambah menjadi lima papan.

Dua tahun kemudian, dari perputaran uang dan keuntungan papan bunga ‘Dongan Florist’ bertambah lagi menjadi sepuluh. Berkat kegigihan itu pula di tahun ketiga ini “Dongan Florist” sudah memiliki hampir 30 papan.

Harapan yang tersisa
Mungkin, ada sedikit titik cahaya di dalam sekuntum bunga plastik. Setitik harapan itulah yang membuat Yunan dan Erwin akan merengkuh asa yang tersisa. Meski awalnya sulit, tapi penuh keyakinan dan kemauan segalanya bakal tercapai.

“Alhamdulillah, umur papan bunga kami hampir mencapai tiga tahun di November ini,” tukas Erwin.

Tak hanya itu, sambung Erwin, berkat sedikit rezeki dari hasil papan bunga, dirinya mau pun sohibnya Yunan bisa membantu ekonomi keluarga. Namun yang terpenting bagi Yunan dan Erwin apa yang dilakukannya sekarang bisa membawa nilai positif bagi orang lain.

“Kami sudah mempekerjakan sekitar tiga orang. Dan bagi siapa pun yang ingin belajar memasang papan bunga, kami juga membuka peluang. Tapi terus terang, kami belum bisa merangkai kuntum demi kuntum bunga itu menjadi sebuah tulisan yang indah,”sahut Yunan menyambangi.

Ayah dari dua orang anak mengungkapkan, rezeki yang mereka peroleh setiap tahunnya juga disalurkan kepada anak yatim yang ada di sekitar lingkungannya. Walau tak seberapa yang diberikan, tapi “Dongan Florist” tetap menyisihkan sebagian penghasilan untuk kemaslahatan orang banyak terutama yatim piatu.

“Sejauh ini setiap bulan November kami sedikit memberi sedekah kepada anak yatim. Bentuk yang kami berikan adalah makanan agar apa yang dimakan oleh anak yatim bisa bermanfaat dan begitu jua doanya,” tukas lelaki berusia 37 tahun itu.

Selain itu, tambah Erwin, usaha yang telah digeluti mereka hampir tiga tahun ini bukanlah mutlak. Pasalnya, Yunan dan Erwin juga bekerja di salah satu perusahaan swasta yang ada di Medan ini.

“Jadi, usaha kami tulus ingin membantu orang lain. Kami juga merupakan pekerja yang makan gaji di perusahaan swasta yang ada di Medan ini,”singkatnya sembari berharap doa dan dukungan dari rekanan agar usaha papan bunga “Dongan Florist” tetap hidup.


Dedi Suhardi, Medan
suhardi2@gmail.com
Redaktur: Johar Arif

STMIK AMIKOM

dikutip dari : republika.co.id