Meski demikian, ia mengaku tradisi pengiriman bunga, bunga yang sebenarnya, sudah sejak lama ada di kota medan. Jasa pelayanan bunga muncul karena pengaruh kebiasaan orang eropa pada awal abad ke-20. Ketika itu medan dipenuhi orang-orang eropa yang berinvestasi dan bekerja di berbagai perkebunan. Kebiasaan memberi bunga di tempat asalnya tetap dilakukan ketika mereka berada di medan.Semula usaha jasa pembuatan dan pengiriman karangan bunga ini ditangani langsung oleh orang eropa. Dalam perkembangannya, menurut peneliti johan hasselgren dalam buku batak toba di medan, perkembangan identitas etnoreligius batak toba di medan (1912-1965), usaha ini mulai dikerjakan oleh warga setempat ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1930.Ketika terjadi krisis dan muncul pemutusan hubungan kerja, para pekerja yang beretnis batak toba tidak mau pulang kampung di tapanuli. Mereka berusaha mencari pekerjaan untuk bertahan hidup di kota medan. Jasa pembuatan karangan bunga termasuk yang dimasuki mereka.Johan menyebutkan, usaha jasa ini dirintis oleh salah seorang pendeta, yaitu pendeta sinaga. Ia melayani kebutuhan orang-orang eropa. Sejak saat itu, usaha papan bunga dikenal tak lagi dipegang orang eropa.
Ichwan mengatakan, jasa karangan bunga itu terus berlangsung cukup lama. Sampai tahun 1980-an, toko bunga ditemukan di beberapa tempat. Akan tetapi, belakangan, usaha ini mulai surut karena kalah dengan industri papan bunga yang terbuat dari kain itu.
Sumber : cetak.kompas.com